Quantcast
Channel: LionJobs.com Indonesia » Hot Profiles
Viewing all 138 articles
Browse latest View live

Dhyoti Basuki

$
0
0

Karier Dhyoti Basuki dimulai ketika dia mendapatkan job training dari PR (Public Relation) consulting firm Indo Pacific Reputation Management Consultant. Lulusan ilmu politik Universitas Parahyangan ini, memulai dunia PR dari dasar. Ia belajar 101 kemampuan dalam mengelola bidang ini, mulai dari belajar membuat undangan untuk media, follow up media untuk datang ke acara sampai membuat proposal pitching ke klien dari berbagai macam industri. Di perusahaan konsultan tersebut, Dhyoti mengaku banyak belajar tentang seluk beluk dunia PR.

Setelah empat tahun di perusahaan consulting, ia mendapatkan tawaran dari Hotel Mulia Senayan untuk mengisi jabatan sebagai Senior PR Officer. Kemudian, ia pun ingin meningkatkan jenjang karirnya, dengan menerima tawaran dari perusahaan Frisian Flag Indonesia, dan dipercaya sebagai PR Manager. “Mereka adalah bekas klien saya sewaktu di Indo Pacific dan mereka berencana untuk membuat divisi PR. Jadi tugas saya ketika itu adalah membuat dari awal fungsi divisi PR di perusahaan tersebut,” kata Dhyoti. Lalu setelah empat tahun di Frisian Flag, ia dihubungi perusahaan headhunter dari Malaysia untuk posisi PR di Intel Indonesia Corporation. Sejak akhir 2008 sampai saat ini, ia menjabat sebagai Head of PR di Intel Indonesia Corporation.

 

Penampilan Menarik Bukan Hal Utama

 

Dhyoti mengaku jatuh cinta pada dunia PR sejak pertama kali berkecimpung di bidang tersebut. Dan menurutnya, untuk menjadi PR bukan hanya harus berpenampilan menarik, tapi juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, kemampuan menulis, kemampuan berpikir yang strategis untuk membangun citra positif dan menjaga nama baik perusahaan. Di samping itu, menjalin hubungan baik dengan media dan dunia luar juga wajib dilakukan. “Saya pikir seorang PR harus pandai bergaul dan senang berinteraksi dengan orang-orang. Seperti wartawan, mitra bisnis perusahaan, pejabat pemerintah, rekan-rekan kantor, dan lain sebagainya,” ujar Dhyoti.

Bagi Dhyoti, fungsi PR itu dirasa cukup penting, terutama guna menunjang kegiatan divisi lain di dalam sebuah perusahaan. Dimana seorang PR dengan ruang lingkup bidangnya, harus bisa meyakinkan publik dengan citra positif, akan produk atau nama baik perusahaan. “Seorang PR itu, memiliki tanggung jawab pekerjaan yang cukup kompleks tapi mengasyikkan. Kita harus bisa meyakinkan pemangku kepentingan pada internal perusahaan dan juga ikut berpikir dalam melakukan sesuatu untuk membantu memasarkan sebuah produk perusahaan dalam mempengaruhi konsumen,” tutur Dhyoti.

Meskipun PR merupakan bidang yang menyenangkan bagi Dhyoti, bukan berarti ia tak pernah menghadapi kendala dalam pekerjaannya. Menurutnya, justru seorang PR menjadi garda terdepan, ketika perusahaan menghadapi sebuah masalah. Namun, ia tidak ingin meletakkannya sebagai sebuah kesulitan yang harus ia hadapi, tetapi malah sebuah tantangan yang harus ia pecahkan dalam melakukan pekerjaan. “Saya pikir semangat dalam bekerja merupakan motivasi terbaik dalam melakukan sebuah pekerjaan. Semangat dalam bekerja akan membuat Anda terampil dalam menghadapi situasi sulit atau tantangan dalam pekerjaan Anda,” imbuh Dhyoti.

Dhyoti menambahkan, bahwa ke depannya bidang public relation ini akan menjadi sebuah bidang yang cukup diminati. Kebutuhan perusahaan terhadap bidang yang satu ini, belakangan menjadi salah satu kebutuhan yang cukup penting bagi sebuah perusahaan. Sekitar tahun 2001, Dhyoti melihat bahwa tidak banyak perusahaan lokal atau multi nasional yang benar-benar menyadari fungsi PR pada sebuah perusahaan. Dimana mereka masih melihatnya sebagai fungsi pendukung. Tapi saat ini, perusahaan benar-benar berubah dan banyak yang telah melihat PR sebagai fungsi strategis dan kebutuhan yang cukup penting bgai kemajuan perusahaan. Bahkan menurutnya, saat ini banyak perusahaan yang memposisikan divisi PR menjadi bagian dari pengambil keputusan dalam sebuah bisnis. “Semua profesi, memiliki fungsi masing-masing. Semua saling berkaitan satu sama lain dan sama pentingnya, bagi kemajuan sebuah perusahaan,” tandas wanita yang gemar olah raga dan travelling ini.


Dian Anggraeni Umar

$
0
0

Dunia radio merupakan awal proses Dian Anggraeni Umar dalam meniti karirnya. Dimana saat kuliah di Sastra Inggris UnPad, ia pernah menjadi penyiar radio Ardan Bandung. Dan kemampuan berkomunikasi yang ia miliki menjadi modal dasar yang kuat untuk mewujudkan mimpinya dengan melangkah ke dunia PR (Public Relation). Dan terhitung sejak tahun 1996, ia mulai meniti karir di dunia PR sebagai PR Executive Hotel Jayakarta Bandung. Selama enam tahun, ia menggeluti industri perhotelan di Bandung dan konsisten dengan profesi PR hingga menjadi PR Manager Sheraton Hotel & Tower Bandung.

Kemudian pada 2002, Dian meninggalkan industri perhotelan dan mulai merambah ke korporasi sebagai Marketing Communication Manager Harian Kompas Jakarta. Lalu, pada 2003-2005, ia sempat memimpin Departemen PR Alatief Corporation (Group Korporasi milik Abdul Latief)  sebagai PR Manager merangkap Head of Promotion. Dan pada awal 2006, ia pindah ke Makarim & Taira  sebagai Marketing Communication Manager. Lalu pada 2007, ia bergabung dengan Astro TV (perusahaan televisi digital Malaysia) dan menjabat sebagai Senior Manager Corporate Affairs. Kemudian, sejak 2009, ia berprofesi sebagai konsultan PR independen.

 

Jangan Takut Untuk Bermimpi

 

Dan pada tahun yang sama pula, ia dan teman-temannya mendirikan DASA Strategic Communication, perusahaan konsultan komunikasi di Jakarta. Dimana ia dipercaya untuk mengelola perusahaan tersebut dan menjabat sebagai seorang direktur. “Pekerjaan demi pekerjaan yang saya lakukan menuntun karir saya dengan sangat baik dan setiap proses yang saya lalui dalam meniti karir memberikan kebahagiaan, dan itu adalah kunci terpenting bahwa karir kita bisa memberikan kebahagiaan dan kepuasan bagi hidup kita,” ujar wanita yang juga mengajar sebagai dosen mata kuliah public relation di beberapa kampus ternama, ini.

Dan menurut Dian, seorang top executive wajib memiliki dua kemampuan yang sangat mendasar yaitu  “kepemimpinan dan manajemen”. Dua keterampilan ini dari seorang top eksekutif yang akan membawa keberhasilan dan keberlangsungan bisnis dari organisasi yang dipimpinnya. “Jangan pernah takut untuk bermimpi besar, yakin bahwa mimpi dapat terwujud. Konsisten dan komitmen yang tinggi dalam menjalani profesi. Jangan pernah berhenti untuk belajar, hidup adalah proses pembelajaran setiap saat, life is a never ending learning process,” tandas ibu dua anak, ini.

Diah Sofiyanti

$
0
0

Buah dari ketekunan dan kerja keras yang dilakoni Diah Sofiyanti dalam meniti karirnya, membawanya pada posisi puncak seperti sekarang ini. Ibu dua anak yang akrab disapa Ofie, ini mengawali karirnya di Lippo Financial, supermarket fund pertama di Indonesia sebagai Financial Investment Officer pada 1994. Kemudian setelah melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 di bidang keuangan, ia bergabung di PT First State Investment Indonesia, anak perusahaan PT Bank Commonwealth Australia di tahun 2004 sebagai Relationship Manager.

Lalu di tahun 2008 ia pindah ke PT Danareksa Investment Management, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan dipercaya sebagai Head Marketing. Dan pada 2011 ia ditantang lagi untuk pindah ke PT Indo Premier Investment Mangement, perusahaan swasta nasional sebagai salah satu direksi. “Yang membuat saya berkecimpung di bidang yang saya geluti saat ini, saya menyadari bahwa masa depan seseorang bergantung pada langkah yang kita ambil hari ini. Dan tidak ada orang lain yang akan menatanya, kecuali kita sendiri,” ujar ibu dua anak ini.

 

Impossible is Nothing

 

Perempuan yang menyukai tantangan sejak kecil ini memiliki prinsip bahwa tidak ada yang tidak bisa dicapai dalam hidup. “Jadi kalau kita mau bermimpi dan yakin mimpi itu bisa tercapai maka tercapailah,” ujar Ofie. Didukung oleh orang tua yang moderat dan suami yang pengertian, Ofie dapat menjalankan karirnya dengan baik. Dan dalam kesehariannya, Ofie pun dapat menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga serta wanita karir dengan baik. “Semua langkah dalam karier saya memberikan rasa bangga bagi saya. Tidak ada karier yang mulus, pasti selalu ada tantangan dan jatuh bangun. Berhasil melewati tantangan dan terus meningkat dalam pencapaian adalah imbalannya,” lanjut Ofie.

Menurut Ofie, jumlah penduduk Indonesia yang saat ini sekitar 245 juta orang, sekitar 65% adalah usia produktif yang memiliki penghasilan. Namun kata Ofie, yang sudah berinvestasi di pasar modal hanyalah sekitar 500 ribu orang atau sekitar 0.2% saja. Tapi menariknya, generasi muda sekarang menurutnya sudah lebih terbuka, mereka banyak mempelajari gaya hidup di negara berkembang sehingga mulai tahu pentingnya investasi. Namun menurut Ofie, kesulitan mereka adalah masih minimnya pengetahuan tentang investasi. “Tidak perlu kaya untuk menjadi investor, tapi jadilah investor jika ingin kaya. Itu sebabnya produk-produk yang kita buat umumnya hanya perlu dana minimal 100 ribu rupiah saja,” tandas Ofie.

Danny Oei Wirianto

$
0
0

Perjalanan karir Chief Executive Officer Merah Cipta Media, Danny Oei Wirianto, terbilang cukup menarik untuk disimak. Mungkin tak pernah terbayangkan, jika Danny kecil hidup dalam keluarga yang bisa dibilang kurang mampu. Saat itu ayahnya sedang merintis karir, hal itu membuat ia dan adik-adiknya harus merasakan hidup susah. Danny pun banyak belajar dari kehidupan masa lalunya, sehingga ketika ia sudah sukses seperti sekarang ini, ia kerap melakukan kegiatan sosial untuk membantu orang-orang yang membutuhkan uluran tangan. “You know what? Mungkin banyak yang tanya kalau nasib itu di tangan Tuhan, padahal enggak, nasib itu di tangan kita sendiri! Takdir di tangan Tuhan! Intinya jangan takut untuk melangkah, dan berbuat baik pada orang itu sangat penting, karena kita hidup tidak sendiri di dunia ini,” ujar Danny.

Setelah lulus SMA, Danny bertekad untuk melanjutkan pendidikannya ke luar negeri. Di tengah keterbatasan biaya, akhirnya Danny pun dapat mewujudkan mimpinya tersebut dengan mendapatkan beasiswa untuk mengambil jurusan desain di Michigan, Amerika. Di Michigan juga, ia pertama kali merasakan bagaimana memulai dari nol bekerja sebagai office boy (OB), “Sambil ambil kelas, saya belajar gimana membiayai hidup dengan susah payah, di Amerika saya jual painting, ngangkat-ngangkat barang, itu benar-benar parah,” ungkapnya.

 

From Office boy to CEO

 

Baru setelah berapa lama ia mengenyam pendidikan di bangku kuliahnya, ia pun berencana untuk melamar di sebuah perusahaan yang cukup bonafit, guna menambah biaya hidupnya di Amerika. Dan guna menyusun portofolionya, Danny membeli sebuah buku yang berjudul ‘HTML for Dummies‘ dimana ia belajar membangun website. Dan entah kebetulan atau bukan, buku itu lah yang membuat Danny seorang OB menjadi Danny Oei Wirianto Sang Developer & Digital Marketer. “Baca, terus latihan, eh gara-gara itu, tau-taunya jadi ketagihan”, kata Danny saat ditemui di kantornya, komplek Djarum, bilangan Slipi, Jakarta Barat.

Lama kelamaan, Danny pun mencintai dunia digital art, dan ia pun diterima bekerja di Adobe sebagai Digital Artist. Lalu setelah lulus dengan gelar kehormatan Bachelor of Fine Arts dari Kendall College of Art and Design, ia bekerja di salah satu perusahaan digital yang cukup ternama, Agency.com. Dan kemudian di tahun 2001, ia bersama empat orang temannya mendirikan perusahaan bernama Semut Api. Setelah berjalan dua tahun, Semut Api terus berkembang, klien mereka pun bisa dikatakan cukup berkelas. Namun, saat itu ia dan rekan-rekannya membutuhkan tenaga kerja yang ‘tidak murah’. Dan lantaran gaji karyawan di Amerika cukup tinggi, akhirnya SemutApi Colony yang dibentuk di Amerika ditutup. Ia dan rekan-rekannya harus menjual aset dan bisnisnya ke perusahaan kompetitor.

Setelah 11 tahun berkelana di Amerika, akhirnya Danny pulang kembali ke Indonesia, kemudian Danny bertemu dengan seorang teman dan mempercayakannya untuk memimpin sebuah perusahaan digital advertising. Dan berdirilah SemutApi Colony Indonesia dimana karyawannya hanya tiga orang, termasuk dirinya. Dan tidak sampai 10 tahun, karyawan yang awalnya hanya tiga orang, kini sudah ada ratusan orang di bawah bendera Merah Cipta Media. Berawal dengan SemutApi Colony, yakni sebuah perusahaan komunikasi pemasaran merek sebagai perusahaan pertama, Danny dan temannya terus mengembangkan perusahaan yang dipimpinnya. Dan lahirlah Klix Digital, Media X Asia, MerahPutih Inc., Lintas.me, Infokost.net, Dailysocial.net, Trenology.com, Bolalob.com, Krazymarket.com, portal belanja BliBli.com, Mindtalk.com dan Kaskus.

Prestasi yang cukup fenomenal hingga saat ini, Danny berhasil membangun portal anak muda terkemuka KasKus, yang sebelumnya ber-image yang terkesan kurang bagus di mata masyarakat. Mungkin bagi orang lain, merubah image tersebut adalah sebuah pekerjaan rumah yang cukup sulit, namun tidak bagi Danny. Ia melihat ini sebagai sebuah tantangan menarik. Dari mengusung tema nasionalisme, sampai memakai selebritas, Danny lakukan sebagai salah satu strategi Danny dalam merubah image portal anak muda terkemuka Kaskus. Alhasil, Kaskus menjadi besar seperti sekarang ini, dan sukses membuang citra negatif yang dulu melekat. Dan tak heran, atas segala usaha dan prestasi yang dilakukannya, Danny sempat memenangkan berbagai penghargaan dan pengakuan seperti CMO Asia Awards dan Markplus sebagai Top 100 influencer muda di Indonesia pada 2011 lalu.

Sebagai seorang CEO dari grup usahanya, ia menerapkan konsep kekeluargaan dalam mengelola karyawannya. Hal tersebut dilakukan agar tercipta rasa yang nyaman dalam suasana kantor. “Segala urusan kantor dikelola secara profesional, oleh team yang terpercaya. Di kantor tidak ada yang memanggil saya Bapak, itu biar tidak kaku dan terkesan santai. Kantor saya ini kesannya sebagai tempat ngumpul untuk menghasilkan kreativitas,” tandas pemimpin perusahaan digital yang rendah hati, ini.

Yan Hendry Jauwena

$
0
0

Kurang lebih hampir 10 tahun, Yan Hendry Jauwena berkarir di industri freight forwarding & logistics. Karir pria yang biasa disapa Hendry, ini diawali dengan pekerjaannya sebagai Data Entry pada sebuah logistic company dari Inggris. Seiring perjalanan karirnya, ia pun sempat menjabat sebagai seorang general manager, hingga akhirnya ia menerima sebuah tantangan yang baru pertama kali ia terima sepanjang perjalanan karirnya yaitu sebagai Managing Director dari sebuah perusahaan Freight Forwarding & Logistics dari negeri Scandinavia (Denmark). Dimana fokus dari perusahaan tempatnya menjalankan tanggung jawab barunya adalah membawa perusahaan tersebut kepada skala bisnis yang lebih besar untuk pangsa pasar Indonesia.

Pada awalnya, Hendry mengaku tidak memiliki keterarikan yang terlalu dalam terhadap industri yang tengah ia geluti sekarang ini. Karena pada awalnya ia hanya fokus kepada bagaimana caranya mendapatkan pekerjaan terlebih dahulu. Namun seiring berjalannya waktu, kecintaannya akan karir di dunia logistik mulai tumbuh dengan sendirinya. “Saat ini kondisi kecintaan saya akan profesi saya sangat jauh dari bayangan saya 10 tahun yang lalu. di samping saya ditempa dan diberikan banyak sekali pelajaran yang membekali kehidupan saya di dalam setiap area tanggung jawab saya, skill dari management Leadership pun saya rasakan sangat banyak berkembang di area karir saya,” kata Hendry.

 

Logistik Bidang yang Mengasikkan

 

Menurut Hendry, keterampilan kepemimpinan “Leadership” juga sangat dibutuhkan di dunia logistik. Karena di dalam industri yang ia geluti ini sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh Human meski terdapat bantuan  sistem atau alat, akan tetapi menurutnya, unsur humannya sangat luarbiasa penting. “Untuk itu kepemimpinan merupakan suatu keterampilan yang boleh saya katakan sangat harus dimiliki. Dan saya memiliki banyak hal yang terkait dengan “keasikan” berkecimpung dalam industri saya ini,” ujar Hendry.

Hendry menuturkan bahwa mungkin ada yang melihat bidang yang ia gelutinya saat ini sebagai sebuah kompleksitas, atau mungkin sebuah problema sehingga timbul keengganan seseorang untuk terjun ke bidang tersebut. Tetapi Hendry berbeda, ia justru melihatnya sebagai sebuah kesempatan baru untuk terus belajar. Karena menurutnya, di balik setiap permasalahan ataupun sebuah kompleksitas proses pasti ada sebuah pembelajaran yang penting dan perlu untuk diketahui.

Lilis M Sundari

$
0
0

Awal karir Lilis M Sundari dalam dunia pengangkutan barang/kargo/freight, 17 tahun yang lalu tepatnya pada 1996. Sebenarnya pada saat itu ia belum lulus/wisuda namun telah lebih awal menyelesaikan seluruh mata kuliah di Sekolah Tinggi Management Transport Trisakti. Ketika itu, wanita yang akrab disapa Lilis ini, bekerja di sebuah penerbangan asing EVA AIR, divisi kargo, selama lebih dari 4 tahun mulai dari administrasi hingga akhirnya menjabat sebagai Assistant Manager Cargo Division. Ia kemudian bergabung dengan perusahaan Freight Forwarding International – BAX Global Logistics sebagai Global Account Manager.

Keputusannya untuk pindah ketika itu didasari oleh keinginannya untuk mendalami lebih lanjut dunia transportasi kargo dalam mata rantai logistiknya. Sebagai Global Account Manager, ia menghandle overseas clients yang dimiliki oleh perusahaan. Kemudian ia mendapatkan tawaran bergabung dengan Maersk Logistics/Damco, salah satu perusahaan Freight Forwarding International terbesar di dunia. Disini ia berkarir selama hampir 10 tahun, mulai dari Branch Representative hingga Head Department. Dan saat ini, ia dipercaya untuk memegang kantor cabang perusahaan Freight Forwarding International Scan-Shipping di Indonesia sebagai Country Manager sejak pertengahan 2010 lalu.

 

Kendala = Tantangan

 

Menurutnya, Sebagai Freight Forwarder, dituntut untuk mempunyai kejelian dalam  mengidentifikasi dan menggali lebih dalam kebutuhan transportasi kargo klien secara menyeluruh. Bukan hanya menerima dan mengakomodir service yang diminta oleh klien kita, tapi juga harus dapat berperan sebagai “transport consultant” sehingga bisa memberikan service yang memberikan nilai lebih bagi klien. “Pekerjaan ini memacu hasrat saya bagaimana harus mendesain suatu service delivery atas jasa pengangkutan kargo yang sesuai dengan kebutuhan klient. Di samping itu, di dunia ini terbuka  jaringan  yang sangat luas, tiada batas karena kita berhubungan dengan segala macam industri dan usaha yang memerlukan atau terkait dalam pengangkutan barang,” ujar ibu 3 anak ini.

Dan masih menurutnya, dengan banyaknya faktor eksternal dalam regulasi dan deregulasi transportasi di Indonesia yang menjadi kendala dalam pengangkutan  domestik maupun international, seperti kompleksnya prosedur kepabeanan, keterbatasan jumlah armada yang tersedia, keterbatasan infrastruktur seperti fasilitas/akses jalan di/ke pelabuhan/bandara, dan lain-lain justru memacu dia untuk berpikir.

Intan Saraswati

$
0
0

“Jangan Pernah Menyerah”, kalimat inilah yang menjadi motivasi hidup bagi mojang priyangan yang akrab disapa Intan ini. Intan terbilang hampir tak pernah menikmati masa-masa remajanya. Sebagian besar masa remajanya, habis digunakan untuk membantu sang ibu. Dimana ketika duduk di bangku sekolah menengah atas, Intan harus menerima kenyataan ditinggal sang ayah untuk selama-lamanya. Dan sebagai anak sulung dari dua bersaudara, Intan berinisiatif membantu ibunya untuk membiayai hidup keluarganya. Kerja paruh waktu dan serabutan, ternyata cukup mampu meringankan beban sang ibu, dan juga bisa membiayai sekolah ia dan adiknya.

Setelah lulus sekolah, kemudian ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, di Universitas Parahyangan, Bandung. Namun biaya kuliah yang semakin tinggi, memaksa Intan untuk meninggalkan bangku kuliahnya dan lebih fokus untuk membantu ibunya. Intan pun memutuskan untuk mencari pekerjaan, meski awalnya kurang percaya diri lantaran status pendidikannya. Dan akhirnya ia diterima bekerja di perusahaan logistik FedEx, Bandung, sebagai Customer Service hingga menjadi Account Manager. Selama dua tahun di sana, Intan mengaku bahwa sepak terjangnya sebagai sales di perusahaan tersebut, mampu meningkatkan pangsa pasar. Alhasil, ia pun mendapat tawaran menarik dari perusahaan lain dan akhirnya memutuskan untuk bergabung di DHL Express Indonesia menjadi Account Executive.

 

Mengirim Dengan Hati

 

Setelah satu tahun di DHL Bandung, kemudian Intan mendapat promosi dan dipindah ke Jakarta. Awalnya ia agak ragu, karena harus membagi waktu dengan keluarga yang tinggal di Bandung. Namun pada akhirnya, ia memutuskan untuk menerima penugasan tersebut dan menjabat sebagai Country Global Account Manager hingga 2011 akhir. “Terkadang, muncul ide-ide untuk pengembangan bisnis, saat di lapangan dan ketika saya bertemu dengan klien. Alhasil sebagai seorang sales, saya mampu untuk memperluas pangsa pasar dari perusahaan,” kata Intan.

Di kedua perusahaan tersebut, Intan mengaku banyak belajar perihal dunia logistik. Dan dari pengalamannya tersebut pula, Intan melihat ada peluang besar yang kurang dikelola atau bahkan tidak dikelola oleh perusahaan-perusahaan logitik besar. “Banyak hal-hal yang menurut mereka kecil, tapi menurut saya justru itu adalah peluang besar. Dari sana saya bercita-cita untuk mengelola sebuah usaha di bidang logistik yang mengurusi hal-hal yang mungkin kurang diperhatikan atau bahkan tidak diperhatikan oleh perusahaan besar,” ujar Intan, saat wawancara di kantor LionJobs.com, di gedung Wisma 77, Slipi, bilangan Jakarta Barat.

Intan melihat peluang tersebut merupakan kesempatan baginya untuk membangun bisnis baru yang mungkin belum dilirik oleh orang lain. Intan pun terus memikirkan konsep akan ide cemerlang tersebut agar terealisasi. Awalnya, ia mencoba untuk membuka usaha kurir di rumah kontrakannya dengan jumlah karyawan yang masih minim. Dan guna menopang usahanya tersebut, ia pun memutuskan untuk sambil bekerja di PT SITTI Teknologi Indonesia, sebagai General Sales Manager. Dan sekitar pertengahan 2012, Intan yang telah lama memiliki konsep menarik di bidang logistik, dipercayakan oleh seorang investor guna mewujudkan mimpinya. Dan akhirnya, berdirilah perusahaan Kirim.co.id, pada November 2012 lalu, dimana Intan dipercaya sebagai Chief Executive Officer perusahaan tersebut. “Konsep saya ini, terbilang recehan. Tapi kan, kalau dikelola dengan baik, saya pikir ini sebuah peluang besar yang saya yakin bisa menjadi besar,” jelas Intan.

Sejauh ini, Intan cukup sukses menerapkan konsep bisnis di bidang logistik dengan menyediakan jasa kurir, yang siap melayani apa pun keinginan konsumen. Dari hal-hal yang kecil seperti jasa membelikan tiket bioskop, antri tiket berobat, hingga hal-hal besar. Profit perusahaan yang dikelolanya  saat ini terus mengalami peningkatan sekitar 20% per bulan. “Layanan-layanan yang tidak mungkin ada di perusahaan kurir yang ada saat ini mampu dihadirkan oleh Kirim. Seperti mengambilkan dompet atau ponsel yang tertinggal di rumah. Pengguna dapat meminta Kirim untuk mengirimkan kurirnya ke rumah dan mengirimkan dompet atau ponsel tersebut ke tempat yang ditentukan. Tidak hanya masalah mengirimkan dompet, ‘kurir pribadi’ tersebut juga dapat diminta untuk berbelanja bulanan, mengantre tiket, hingga melakukan delivery makanan,” tandas Intan, yang bercita-cita ingin mengubah wajah dunia bisnis pengiriman.

Indah Putri Ariani

$
0
0

Awal perjalanan karir Indah Putri Ariani dalam dunia perpajakan bermula pada tahun 2010 silam, langsung setelah lulus dari Administrasi Fiskal Universitas Indonesia di Coca-Cola Amatil Indonesia sebagai Management Trainee selama satu tahun. Kemudian di tahun kedua, tepatnya pada tahun 2011, wanita yang akrab disapa Indah ini resmi menjadi Corporate Tax Officer. Meskipun latar belakang pendidikan Indah adalah Administrasi Perpajakan, namun ketertarikannya terhadap dunia perpajakan justru dimulai saat ia mulai bekerja. “Kebetulan saya bekerja di sebuah perusahaan besar, dengan jumlah transaksi yang sangat banyak dan beragam. Banyak kasus-kasus baru yang saya temui yang mau tidak mau membuat saya harus melakukan research, baik melalui internet maupun diskusi dengan rekan kerja ataupun supervisor,” ungkap Indah.

Dan menurut Indah, keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang Tax Officer adalah ilmu Akuntansi, karena harus dapat membaca dan menginterpretasikan laporan keuangan untuk melihat ada atau tidaknya implikasi perpajakan. Dan menurutnya lagi, yang tak kalah penting adalah kemampuan berkomunikasi, karena tidak semua orang yang ada di perusahaan mengerti perpajakan. Oleh karena itu menurut Indah, kemampuan berkomunikasi yang baik sangatlah penting agar divisi lain mau berkoordinasi dengan permintaan data yang berhubungan dengan perpajakan.

 

Pajak Bukan Sekedar Hitung-hitungan

 

Indah pun mengaku tidak terlalu menemui kesulitan yang berarti dalam perjalanan karirnya selama ini. Kesulitan terbesar yang ia rasakan selama ini menurutnya hanya berkaitan dengan manajemen waktu, pada saat pekerjaan audit pajak berbarengan dengan compliance. Disitulah, diuji bagaimana mengatur waktu yang baik agar semua dapat terselesaikan sesuai deadline. “Hal tersebut merupakan tantangan. Saya mengatasinya dengan membuat priority list,” ujar Indah.

Dan menurutnya, banyak sekali hal menarik yang bisa ditemukan di dunia yang ia geluti saat ini. Dimana ia dituntut mengenai bagaimana membangun komunikasi yang baik dengan divisi di luar pajak agar semua bisa berjalan dengan semestinya dan memastikan apakah peraturan pajak sudah di implementasikan dalam segala transaksi yang ada di perusahaan. “Motivasi terbesar saya dalam berkarir adalah kesempatan untuk mengembangkan diri seluas-luasnya. Di kantor tempat saya bekerja saat ini, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk dapat belajar banyak hal. Selain itu lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan juga mendukung,” tandas Indah.


Tri Kurniawati Kinasih

$
0
0

Awal karir Tri Kurniawati Kinasih di dunia perpajakan dimulai dari akhir tahun 2005, saat ia pertama kali bekerja sebagai Junior Tax Consultant di salah satu konsultan pajak lokal dan langsung mendapatkan proyek pertama, Tax Due Dilligence, untuk salah satu perusahaan kelapa sawit ternama di Indonesia. Setelah enam bulan di sana, ia pindah ke konsultan pajak lainnya dan berhasil meniti karir dari entry level hingga ke level manager dengan lingkup pekerjaan yang makin beragam yaitu mulai dari compliance, refund pajak, sampai ke Tax Dispute.Dan sekarang, ia tercatat sebagai Tax Specialist di salah satu perusahaan properti di Jakarta.

Pada awalnya mungkin bisa dibilang, wanita yang akrab disapa Ina ini  tercebur ke dunia perpajakan karena secara tidak sengaja, memilih jurusan S1 Administrasi Fiskal/Pajak di Universitas Indonesia ketika UMPTN. Awalnya Ina merasa berat karena di jurusan ini, ia dituntut untuk dapat menghafal dan menghitung, harus bisa Akuntansi. Tetapi lama kelamaan, Ina merasa tertantang untuk mempelajarinya lebih dalam lagi karena dunia pajak dirasa sangat dinamis. “Sekarang saya tidak menyesal dan bersyukur telah mengambil jurusan ini. Saya sangat menyukainya karena ilmunya yang dinamis dan selalu terdapat hal-hal baru yang harus selalu kita pelajari,” jelas Ina.

 

Tercebur Karena UMPTN

 

Dalam perjalanan karirnya, ada hal yang dirasa sulit oleh Ina, yakni ketika kepentingan perusahaan secara komersil bertentangan dengan kepentingan pajak, dimana perannya sebagai penengah memberikan informasi sebaik mungkin agar pihak-pihak lain dalam perusahaan dapat mengerti perihal adanya ketentuan tersebut. Dan menurut Ina, sekarang ini di Indonesia belum banyak Tax Specialist seperti dirinya. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya kebutuhan pasar akan tenaga khusus di bidang perpajakan. Dan ini menjadi kesempatan bagi calon profesional muda yang ingin berkecimpung di dunia perpajakan.

Dunia perpajakan ini dirasa Ina cukup menarik, karena menurutnya pajak merupakan andalan sumber pendapatan pemerintah, juga pasti akan selalu memperbaharui ketentuan perpajakannya demi mengamankan pendapatan negara. Disinilah, menurut ina para praktisi perpajakan dituntut untuk lebih berperan dengan piawai dan efisien dalam mengaplikasikan ketentuan perpajakan agar tidak menderita kerugian karena ketidaktahuan akan ketentuan tersebut.

Rika Novanda Yasin

$
0
0

Bidang studi Akuntansi yang diambil Rika Novanda Yasin, sangat berkaitan dengan awal perjalanan karirnya. Setelah lulus kuliah, ia langsung bekerja sebagai Accounts Payable di perusahaan yang bergerak di bidang jasa parkir yang cukup ternama yakni, Secure Parking. Lalu ia mendapat tawaran kerja yang lebih luas dan tidak hanya menangani accounts payable saja tetapi full set of accounts, padahal saat itu ia hanya memiliki pengetahuan mengenai dasar-dasar perpajakan sewaktu duduk di bangku kuliah. Karenanya, ia pun belajar secara otodidak mengenai perpajakan untuk industri yang bergerak di bidang jasa. Kemudian ia pun berpikir untuk mencari tantangan baru dengan mencoba dunia perpajakan di bidang industri lain yang menurutnya memiliki perbedaan perlakukan perpajakan di tiap bidang industri.

Lalu, wanita yang akrab disapa Rika ini, bergabung dengan  perusahaan tambang sebagai Tax Accountant. Ketertarikan Rika di bidang perpajakan, memutuskannya untuk berhenti sejenak dari pekerjaannnya dan mengambil ACCA Certified di Singapura. Dan setelah selesai untuk ACCA Certified and Brevet A, B & C, Rika kembali ke Indonesia dan bekerja di perusahaan asing yang bergerak di bidang Oil, Gas & Geothermal sebagai Tax Accountant. “Saya merasa profesi akuntan di Indonesia sudah begitu banyak, tetapi yang mengerti dan mendalami pajak tidak begitu banyak. Menjadi seorang Tax Accountant sangat menantang, karena peraturan yang selalu berubah dan perlakuan pajak yang tidak selalu sama tergantung sektor industri,” ungkap Rika.

 

Dari Mengurus Parkiran hingga Perusahaan Minyak 

 

Dan menurut Rika, seorang yang berkecimpung di dunia perpajakan sudah pasti harus memiliki keterampilan Akuntansi dan Perpajakan dan harus bisa beradaptasi di semua bidang industri. Menurutnya, ketika berada di industri yang baru, seorang yang berkecimpung di dunia perpajakan harus bisa beradaptasi dengan perlakuan dan peraturan-peraturan perpajakannya. “Cara mengatasinya cukup mudah, kita hanya harus banyak belajar dan mencari informasi peraturan-peraturan terbaru, bisa dari buku, teman teman konsultan, website pajak, atau pun milis pajak,” kata Rika.

Dan dalam karirnya, motivasi terbesar Rika adalah ingin bekerja di perusahaan yang dapat menyediakan platform karirnya, dimana ia bisa terus belajar dan mendapat ilmu baru, serta berkontribusi dalam perkembangan perusahaan semaksimal mungkin. Dimana ia akan melihat dirinya menjadi pilar penting pada perusahaan tersebut. Ia pun mengaku terkadang kerap bertanya pada diri sendiri perihal kunci sukses dalam hidupnya. Dan bagi Rika, kunci sukses adalah “pursuing my passion”, dan fokus dengan membuat bangga diri sendiri. “Saya sangat mencintai pekerjaan saya, tidak ada paksaan dari siapa pun untuk berkecimpung di dunia perpajakan, dan saya sadar bahwa my passion is to make myself succeed,” ujar Rika.

Rika menambahkan, bahwa kenikmatan berkecimpung di dunia akuntansi atau pun perpajakan adalah, “you are getting smarter and smarter”. Dan pastinya lagi, menurutnya, seorang yang berkecimpung di dunia perpajakan akan lebih maju dibandingkan dengan seorang akuntan yang tidak mengerti pajak. “Saya berpesan pada mereka yang akan terjun di dunia perpajakan, mereka harus: get experience, study hard and update, make yourself proud, build your network and then, give back,” pesan Rika.

Rika berpandangan, bahwa selama Indonesia merupakan negara yang bukan bebas pajak, maka selama itu masih dibutuhkan para profesional yang ahli dalam bidang perpajakan. Karena menurutnya, dalam zaman sekarang ini bidang perpajakan adalah salah satu bidang yang cukup menjanjikan bagi jenjang karir ke depan. Dan menurutnya, bidang yang satu ini akan terus dibutuhkan dunia usaha, bahkan akan menjadi salah satu bidang yang secara tidak langsung membantu pendapatan negara. Karena itu menurut Rika, jika terjadi kesalahan yang dilakukan maka akan fatal akibatnya bagi perusahaan, karena secara tidak langsung berhubungan dengan pendapatan negara.

Ada kenikmatan tersendiri yang dirasakan Rika ketika berkecimpung di dunia perpajakan. Tak heran jika Rika berhasil meraih prestasi yang membanggakan buat dirinya, yakni membuat perusahaan tempat ia bekerja menjadi perusahaan wajib pajak yang patuh pada peraturan yang berlaku.  Dengan membenarkan tiga tahun berturut-turut pembukuan dan pelaporan perpajakan. Untuk hal ini, ia mendapatkan Award for Relentless Effort sebagai Best Employee 2012.

Bertha S M Tobing

$
0
0

Perjalanan karir Bertha Sondang Martinauly Tobing dimulai sebagai seorang ahli geologi pada akhir 2006 silam. Dimana, wanita yang akrab disapa Bertha ini, bergabung dengan TAC Pertamina-Retco Prima Energi. Setelah satu tahun di sana, Bertha mencoba tantangan baru dan bergabung dengan salah satu perusahaan minyak nasional di bawah kelompok Barito Pacific, di PT Kalimantan Kutai Energi. Di perusahaan ini, Bertha lebih banyak sibuk bekerja di daratan. Dan setelah hampir 6 tahun bekerja di daratan, Bertha mulai berpikir kembali untuk mencari tantangan baru. Dan kemudian, pada 2012 lalu, Bertha pun bergabung dengan Pertamina Hulu Energi ONWJ sebagai ahli geologi, yang lebih banyak bekerja di lepas pantai.

Bertha mengatakan, bahwa berkecimpung dalam bidang perminyakan bukan merupakan cita-citanya sejak kecil. Secara kebetulan, ia masuk ke kelas Geologi – Institut Teknik Bandung. Dari situlah ia mulai mengenal dunia yang berhubungan dengan perminyakan.

 

Bidang yang Penuh Kejutan

 

Hingga saat ini, Bertha sangat mencintai  dunia yang digelutinya, dan ia pun mengaku sangat senang dengan pekerjaannya saat ini. Menurut Bertha, sebagai seorang ahli geologi, harus memiliki pemahaman yang baik dalam mengetahui kondisi permukaan bawah tanah. “Terkadang hidup tidak seperti apa yang kita rencanakan atau harapkan. Awalnya saya sedikit pesimis mengambil jurusan ini, tetapi ternyata ilmu geologi ini penuh kejutan yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya,”  kata Bertha.

Bertha menambahkan, bahwa dunia perminyakan ini adalah dunia yang mempertaruhkan keberanian. Bukan hanya para pekerja lapangan yang melaksanakan pekerjaan tersebut, tetapi juga dituntut keberanian dari para Investor untuk menanamkan modalnya dalam bisnis ini. “Bayangkan saja, para investor ini harus berani mempertaruhkan miliaran dollar mereka untuk sebuah sumber minyak. Akan sangat menggembirakan bila kita sukses menemukan sumber yang terdapat banyak minyak, tapi akan sangat sedih juga jika menemukan sumber minyak yang kering, dan di situlah letak seninya dari bidang perminyakan ini,” tambah Bertha.

Dan Bertha pun menegaskan bahwa kita tidak perlu terlalu khawatir akan rumor yang mengatakan sumber daya alam kita akan segera habis. Karena menurutnya, seiring dengan perkembangan zaman saat ini, terjadi pula perkembangan teknologi yang mana telah banyak menghasilkan penemuan energi konvensional seperti gas shale, cbm, dll.

Corlita Puspasari

$
0
0

Corlita Puspasari mengawali karirnya sebagai Junior Field Engineer di sebuah perusahaan BUMN yang bergerak di industri Oil and Gas asal China di Jakarta, yakni COSL INDO. Kemudian, wanita yang akrab disapa Lita ini dikirim sekolah ke Beijing, China, oleh perusahaan tempat ia bekerja selama enam bulan untuk mendalami bidang perminyakan. Sepulangnya dari sana, ia pun dipercaya untuk menduduki posisi sebagai Field Engineer.  Namun, setelah tiga tahun di perusahaan tersebut, ia mengundurkan diri  dan bergabung dengan perusahaan yang bergerak di industri yang sama milik Amerika, yakni Baker Hughes Indonesia, yang merupakan salah satu dari the Big Five Companies di dunia, sebagai Field Engineer. Setelah 3 tahun bekerja di perusahaan tersebut, Lita memutuskan untuk mengundurkan diri dan kemudian memilih untuk bergabung denganperusahaan Amerika, Halliburton Indonesia, yang juga merupakan the Big Five di dunia, sebagai Account Coordinator divisi Business Development untuk bidang Completion.

Lita mengaku, bahwa ia memutuskan untuk terjun ke bidang perminyakan lantaran untuk menyenangkan orangtua, dimana sang Ayah yang juga merupakan seorang Engineer di bidang Oil and Gas, menginginkan salah satu anaknya ada yg mengikuti jejak beliau. “Saya anak ke-dua dari empat bersaudara, dan perempuan satu-satunya. Kakak dan adik tidak ada yg tertarik masuk ke bidang ini. Demi untuk menyenangkan orangtua, saya mengalah. Cita- cita saya semula jadi Dokter Gigi,” ujar Lita yang merasa bangga dengan karir yang digelutinya saat ini.

 

Meneruskan Warisan Karir Keluarga 

 

Menurut alumni Teknik Perminyakan Universitas Trisakti ini, tidak ada keterampilan khusus dalam bidang yang digelutinya saat ini, karena menurutnya bidang ini memiliki jenjang pendidikan yang jelas, dan cukup kuliah di jurusan Teknik atau lebih spesifik lagi dengan mengambil jurusan Teknik Perminyakan. Bidang Oil and Gas yang didominasi oleh para pria, menuntut Lita untuk berkompetisi dan mencoba sejajar dengan yang dicapai atau dikerjakan oleh mereka.

Sebagai engineer perempuan sekaligus single parent dari empat orang anak, merupakan salah satu prestasi yang membanggakan Lita. Dan dengan profesi yang ia geluti saat ini, Lita mengaku menjadi lebih sering berpergian ke pelosok-pelosok daerah di Indonesia dan di dunia. “Itu menjadi kesenangan tersendiri bagi saya,” tandas Lita.

Chesci Purlya Munir

$
0
0

Dunia perminyakan bukanlah hal yang baru bagi wanita pemilik nama lengkap Chesci Purlya Munir, ini. Chesci, begitu sapaan akrabnya, lahir di salah satu kota penghasil minyak terbesar di Indonesia. Kecintaan Chesci pada dunia perminyakan berawal sejak ia duduk di bangku Sekolah Dasar, dimana ia sangat tertarik melihat engineer wanita yang terlihat sangat gagah dengan kostumnya. Sejak saat itu, ia bercita-cita untuk menjadi seorang engineer. Dan beruntung bagi Chesci, saat akan menyelesaikan pendidikan SMU, salah satu universitas menawarkan beasiswa kepadanya untuk jurusan teknik perminyakan.

Setelah menyelesaikan kuliah di jurusan Teknik Perminyakan, Chesci langsung diterima bekerja sebagai field engineer di salah satu national oil and gas service company. Hingga satu waktu, atasannya menawarkan posisi sebagai Petrophysicist yang saat itu sangat dibutuhkan untuk mendukung pekerjaan pengolahan dan analisis data lapangan minyak dan gas yang diperoleh dari wireline job. “Saya sangat mencintai profesi ini karena pekerjaan ini adalah salah satu mimpi yang akhirnya terwujud dalam hidup saya,” kata wanita yang ingin menjadi seorang engineer wanita yang membanggakan orang tua ini.

 

Pede Ditengah Kepungan Para Pria

 

Chesci menambahkan, meskipun image dunia perminyakan adalah dunianya para pria, namun wanita juga bisa mengerjakan pekerjaan sebagai seorang engineer perminyakan. Selalu belajar serta bekerja keras merupakan kunci kesuksesan dalam karir di bidang pekerjaan yang ia geluti saat ini. Menurutnya, keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang yang berkecimpung di bidang ini adalah good analysis and braveness. “Good Analysis adalah hal yang harus dimiliki dalam profesi ini karena saya harus bertanggung jawab dalam hasil analisis data lapangan minyak dan gas yang dimiliki oleh klien, sedangkan Braveness merupakan faktor penting yang harus dimiliki,” tambah Chesci.

Chesci kembali menegaskan, meskipun mayoritas yang bergelut di bidang perminyakan ini adalah kaum pria, namun ia tidak merasa perbedaan gender tersebut berlaku di dunia yang ia geluti saat ini. Karena ternyata menurutnya, dalam dunia perminyakan bukan hanya butuh otot, tapi peran otak lebih penting untuk menyukseskan suatu proyek. Pekerjaan ini sangat menyenangkan baginya, dimana ia dapat bertemu dengan berbagai golongan dan bangsa.

Ia pun menceritakan perihal kesulitan yang pernah ia hadapi dalam meniti karirnya. Hal tersulit yang pernah ia hadapi ialah ketika ia harus menganalisis data sumur minyak dari klien dengan limited information yang diberikan kepadanya. Dalam menghadapi situasi tersebut, ia diharuskan mempunyai justifikasi untuk meyakinkan klien tersebut bahwa hasil analisisnya adalah benar. “Thanks to the internet, karena dari internet, saya juga bisa mengumpulkan bermacam info dan paper yang berhubungan dengan lapangan minyak terdekat dan membantu untuk menambah pengetahuan saya dalam pengolahan data tersebut,” ujar Chesci.

Dalam bidang yang digelutinya saat ini, Chesci termotivasi untuk bisa membuktikan bahwa wanita juga bisa bekerja di bidang yang lebih banyak dikerjakan oleh pria. Dan ia pun sangat berharap jika suatu saat Indonesia bukan lagi menjadi pengekspor minyak mentah terbesar, tapi dapat mengolah sendiri hasil minyak mentah menjadi produk dengan kualitas yang bagus dan dapat dimanfaatkan langsung untuk rakyat Indonesia. Karena menurutnya,  minyak dan gas merupakan salah satu hasil bumi yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Dan dalam waktu 5-10 tahun ke depan, menurutnya minyak dan gas masih merupakan penggerak terbesar dalam perekonomian dunia.

Dan seiring perjalanan karirnya, wanita yang memiliki hobi fotografi ini pernah terpilih sebagai satu dari dua orang di Asia Pasifik yang menjadi spesialis untuk new high technology tool dari perusahaan tempat ia bekerja. Dimana hal tersebut merupakan salah satu sebuah pembuktian, bahwa wanita juga bisa berprestasi di dunia perminyakan. “Shoot for the moon. Even if you miss it, you will land among the stars. So you will get something if you never give up to reach your dreams,” ungkap Chesci.

Kini Chesci merasa senang dan bahagia dengan profesi yang tengah digelutinya. Ia pun merasa bahwa pilihan karir dalam hidupnya benar-benar sudah sesuai dengan apa yang ia harapkan selama ini. Ia menegaskan pada para wanita yang ingin mengikuti langkahnya, untuk tidak takut dalam memilih jurusan perminyakan seperti dirinya. Karena sekali lagi menurutnya, dunia perminyakan bukan hanya milik kaum pria, namun kaum wanita pun punya peluang besar untuk sukses dalam menggeluti bidang perminyakan ini.

Dan menurut Chesci, belakangan ini, tidak sedikit pula kaum hawa yang mulai menggeluti bidang perminyakan seperti dirinya. Chesci pun merasa amat bangga dengan semakin banyaknya kaum wanita yang mulai melirik bidang tersebut. Dan hal ini menurutnya merupakan tren positif yang harus di-support. Stigma bahwa bidang perminyakan adalah bidang kaum pria yang memerlukan otot, menurutnya harus segera dirubah. “Terdapat trend positif belakangan ini, dimana saya melihat banyak juga kaum wanita yang mulai melirik bidang ini. saya cukup senang dan men-support mereka yang tertarik pada bidang perminyakan ini,” tandas Chesci.

Marion Elisabeth

$
0
0

Marion Elisabeth mengawali karirnya di suatu litigation law firm dimana ia banyak sekali mendapat pengalaman menarik dari ruang sidang. Namun lantaran ingin tahu lebih banyak soal bisnis dan aspek hukum dalam bisnis, ia memutuskan untuk pindah ke corporate law firm dan berkarir menjadi seorang Corporate Lawyer. Kemudian pada tahun 2008, ia pindah ke DNC Advocates at Work, yang merupakan salah satu corporate law firm terkemuka di Jakarta.

Wanita yang akrab disapa Marion ini pun mengaku cepat beradaptasi dengan bidang barunya sebagai seorang Corporate Lawyer, meski awalnya banyak sekali tantangan yang harus dihadapi karena apa yang ia kerjakan sebelumnya di litigation law firm cukup berbeda dengan apa yang harus dikerjakan seorang corporate lawyer.

 

Profesi yang Menantang Sekaligus Menjanjikan

 

Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini, sudah memiliki cita-cita menjadi seorang praktisi hukum sejak duduk di bangku kuliah. Sejak saat itu, ia memilih untuk menjadi seorang lawyer (pengacara), meski ada beberapa pilihan untuk menjadi praktisi hukum seperti hakim dan jaksa. “karena tidak dapat dipungkiri profesi inilah yang relatif menjanjikan dibandingkan praktisi hukum lainnya, dan dengan menjadi lawyer akan banyak membuka cakrawala berpikir kita tentang aspek hukum di berbagai bidang karena kita akan “bertemu” dengan berbagai macam kasus atau, sebagai Corporate Lawyer, menangani transaksi yang bervariasi sekaligus berkesempatan untuk memperluas networking,” jelas Marion.

Marion menambahkan, sebagai Corporate Lawyer sangat mungkin mempunyai exposure kepada big conglomerate company sehingga sedikit banyaknya membuatnya mengerti tentang bagaimana perusahaan-perusahaan tersebut menjalankan bisnisnya di Indonesia. “Saya mencintai profesi sebagai corporate lawyer, bahkan saya merasa puas jika apa yang saya kerjakan untuk klien punya dampak penting bagi bisnis mereka,” kata wanita yang punya hobi bermain futsal ini.

Dan dalam bekerja, ia selalu berprinsip untuk selalu memberikan yang terbaik bukan karena Atasan yang perintahkan tapi semata-mata demi pengembangan diri sendiri. “Ketika kita melakukannya, maka reward yang baik akan datang dengan sendirinya, atau sebaliknya bahkan jika reward yang diberikan tidak seperti yang kita harapkan, kita akan tetap bisa me-manage ekspektasi kita,” tandas Marion sambil tersenyum.

Christine Tambunan

$
0
0

Ada stigma yang melekat selama ini yang mengatakan bahwa bagi wanita yang memilih profesi sebagai seorang Lawyer, akan mengalami kesulitan untuk bisa menikah dan berkeluarga. Namun tidak demikian dengan wanita yang akrab disapa Christine ini, menurutnya tidak semua wanita yang berprofesi sebagai lawyer akan kehilangan kehidupan pribadinya, terutama untuk menjalin hubungan dengan seseorang, semua masih bisa disiasati di tengah pekerjaan sebagai seorang lawyer yang sangat menyita waktu. Christine menghimbau bagi para wanita yang ingin terjun ke dunia hukum, untuk tidak takut dalam melangkah lantaran stigma tersebut.

Christine bercerita, bahwa pada awalnya ia tidak memiliki cita-cita untuk berkecimpung di bidang hukum, justru cita-citanya sejak kecil adalah ingin menjadi seorang Duta Besar atau bekerja di Kantor Kedutaan Besar. Ketertarikan Christine di dunia Hukum, lantaran lowongan kerja di Kedutaan Besar Jerman yang banyak membutuhkan tenaga kerja di bidang Hukum. “Lantaran itu, saya kemudian memutuskan untuk meneruskan pendidikan saya di Fakultas Hukum jurusan Litigasi waktu itu,” kata wanita lulusan Universitas Indonesia ini.

 

Siapa Bilang Jadi Lawyer Wanita Susah Menikah?

 

Karier Christine di bidang Hukum berawal saat ia baru duduk di semester empat, ketika itu Christine bergabung dengan LBH Masyarakat yang banyak membantu kaum marginal dan kurang mampu yang terlibat kasus hukum. Lantaran ingin mencoba hal-hal yang baru, setelah lulus kuliah ia memutuskan untuk bekerja di bidang hukum yang lebih mengurusi Corporate, akhirnya ia pun bergabung dengan Marc&Partners. Setelah tiga bulan di sana, harapan Christine ketika baru lulus pun kesampaian. Ia diterima sebagai salah satu lawyer yang menangani urusan Corporate di Assegaf Hamzah & Partners. “Sejak lulus kuliah, saya memang ingin sekali bergabung dengan bang Chandra Hamzah. Akhirnya kesampaian juga,” ujar ibu satu anak yang menikah muda ini.

Menurut Christine, berkecimpung di bidang hukum dengan menjadi lawyer sangat menyenangkan dan banyak hal yang bisa dipelajari. Meskipun di awal agak kesulitan dalam membagi waktu, namun lama-kelamaan ia mengaku menjadi lebih terbiasa dalam membagi waktu. “Terkadang kita harus merelakan waktu untuk bersosialisasi dengan teman, jalan-jalan atau liburan karena pekerjaan kita menuntut lebih. Dan butuh kerja keras untuk meluangkan waktu bersama dengan keluarga, weekend jadi hal yang mahal untuk saya dulu. Tapi semua pasti ada hasilnya, dengan kerja keras pasti akan terbayar toh,” tandas Cristine.


Rolas Budiman Sitinjak

$
0
0

Rolas Budiman Sitinjak mengawali karirnya sebagai seorang pengacara di beberapa law firm ternama, dan saat ini ia tercatat sebagai Managing Partner dari firma hukum Rolas Budiman Sitinjak & Partners yang didirikannya pada tahun 2005.

Pria yang akrab disapa Rolas ini, menerangkan bahwa firma yang dikelolanya ini selain aktif didalam menangani advokasi pidana dan perdata juga menangani bidang Intellectual Property profesi yang juga sering dikenal sebagai Konsultan Hak & Kekayaan Intelektual.

 

 

 

Justice Been Served

Menjadi seorang pengacara, adalah cita-cita Rolas sejak kecil. Dimana ia melihat betapa mulianya kharisma seorang pengacara ketika sedang melakukan pembelaan. Terlebih, tanggung jawab yang di emban seorang pengacara begitu besar dalam mendampingi kliennya.

Karir Rolas di dunia hukum dimulai selepas ia lulus dari Fakultas Hukum Universitas Jakarta dan pada tahun 2004, ia kemudian meneruskan pendidikannya ke Pasca Sarjana bidang Hukum Pidana di Universitas Jayabaya hingga selesai.

Kegigihannya untuk memperdalam ilmu di dunia hukum, membuatnya tak pernah puas akan pengetahuan di bidang hukum. Hal itu yang membuat Rolas tekun belajar untuk menggapai cita-citanya.“Ibu menasehati agar saya kuliah dengan benar. Dan, pada akhirnya kuliah selesai tepat pada waktunya.Tak lama berselang setelah lulus kuliah S-1, saya memutuskan untuk meneruskan pendidikan saya dan mengambil gelar Magister Hukum di Universitas Jayabaya,” kata Rolas.

Selama perjalanan karirnya, Rolas dikenal sebagai seorang pengacara yang gigih dalam memperjuangkan hak-hak hukum kliennya, dan juga dapat memberi pengaruh dan motivasi yang baik bagi kliennya.

Tak heran memang, karena Rolas dikenal mudah akrab dengan siapa saja, apa lagi dengan kliennya, hal ini lah yang membuatnya dapat bersinergi dengan baik dengan kebanyakan orang dalam menjalankan pekerjaannya sebagai seorang pengacara. “Saya memposisikan klien saya itu seperti teman atau saudara jadi kita bisa lebih akrab dan terbuka dalam berkomunikasi  sehingga memudahkan ketika saya bekerja melakukan pembelaan hukum terhadap klien saya,” tambah Rolas.

Rolas terkenal sebagai pengacara yang kreatif  dan biasa melakukan terobosan disaat beracara  dalam persidangan dengan melihat aturan yang berlaku dan mempromosikan penegakan hukum dan keadilan dari sudut pandang yang tidak umum, sesuai dengan mottonya selama ini, yakni hukum harus ditegakkan.

Dan menurutnya, kreativitas juga penting untuk dimiliki oleh seorang pengacara, yaitu tentang bagaimana dapat berpikir out of the box. Selain tentang cara berpikir, kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang juga sangat dibutuhkan. Hal tersebut menurut Rolas sangat penting dikuasai oleh seorang pengacara dalam menjalankan profesinya.

Dalam bekerja, ia selalu berprinsip untuk selalu memberikan dan melakukan yang terbaik agar mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai dengan harapan. Belum lama ini Rolas dan timnya berhasil memenangkan perkara melawan perusahaan raksasa yang bergerak di bidang penerbangan. Prestasi ini menarik perhatian dari para praktisi hukum nasional.

Kepiawaian Rolas dalam menjalankan profesinya sebagai seorang pengacara ketika meraih hasil yang maksimal, tidak serta merta menjadikannya besar kepala, sebaliknya Ia senantiasa menjadikan hal tersebut sebagai sebuah motivasi untuk berbuat yang lebih baik lagi.

“Saya sangat mencintai profesi saya, dan saya  bangga jika apa yang saya lakukan untuk klien saya, punya dampak positif bagi kehidupan mereka,” ujar Rolas.

Bahkan setelah mendapatkan apa yang dicita-citakannya, Rolas tetap tidak lupa akan tanggung jawabnya terhadap keluarga, termasuk banyak membantu masyarakat yang membutuhkan. Pernah dalam membantu kliennya yang kurang mampu, Rolas dibayar dengan sekeranjang mangga.

Di usianya yang relatif muda, Rolas sudah menjadi orang tua asuh dari sejumlah anak sekolah dasar di Jakarta, dikenal sebagai salah satu sosok pengacara yang low profile dan memiliki jiwa sosial cukup tinggi terhadap lingkungan. Jadi tidak lah heran, jika Rolas sangat akrab dengan siapa saja.

“Saya tak pernah pandang bulu dalam berteman, senantiasa membangun persahabatan dengan siapa saja. Karena saya berpikir, suatu hari nanti kita pasti membutuhkan pertolongan mereka,” jelas Rolas.

Meski low profile, Rolas tetap memperlihatkan kualitasnya sebagai seorang pengacara yang cukup handal. Ia mengaku, ia merasa belum puas akan ilmu dibidang hukum yang telah dikuasainya, ia akan terus belajar untuk lebih mendalami lagi pengetahuannya di bidang hukum.

Bagi Rolas dalam menjalankan karir sebagai seorang pengacara, materi  bukan tujuan hidupnya semata namun juga kepuasaan batin ketika ia berhasil membantu kliennya. Tak heran jika ia lebih pada membantu klien dengan hati demi menegakkan keadilan ketimbang hanya berorientasi pada materi yang melakukan segala macam cara dalam menjalankan profesinya.

Dimas Tri Prahastyo

$
0
0

Dimas Tri Prahastyo atau yang akrab disapa Dimas ini, memulai karir di bidang retail sejak tahun 2005 sebagai Floor Supervisor di Centro Lifestyle Department Store, hingga mencapai posisi managerial di bagian merchandising. Baru pada awal 2012 hingga saat ini, Dimas bergabung dengan PT. Lee Cooper Indonesia sebagai Retail Operation Manager. Sebagai Retail Operation Manager ia bertanggung jawab terhadap bagian operational dari brand denim asal Inggris untuk seluruh wilayah Indonesia.

Baginya sebagai profesional yang turut membangun dan menjalankan brand retail adalah seperti membangun citra dan reputasi diri seseorang. Menurutnya banyak sekali keunikan dan keragaman yang dapat diolah di dalamnya. “Retail sangat menarik karena sangat dinamis, langsung berhubungan dengan ‘end user’ yang juga terus berubah perilakunya. Pertumbuhan bisnisnya sangat signifikan, persaingannya juga mulai ketat saat ini,” kata Dimas.

 

Retail Was Very Dynamic

 

Menurutnya, dunia retail memberikan tantangan tersendiri untuknya selaku profesional di bidang retail guna menemukan cara – cara yang kreatif agar brand retail yang dikelolanya dapat terus bersaing dan menghasilkan pertumbuhan bisnis yang baik. “Saya menemukan kecintaan terhadap profesi saya di bidang retail karena profesi ini selalu memberikan tantangan untuk terus menghasilkan strategi kreatif untuk membuat suatu brand itu tetap memiliki performa dan image yang baik di pasar,” ujar Dimas yang memiliki motivasi untuk menjadi CEO perusahaan retail international.

Dimas kembali mengatakan bahwa dunia retail yang sangat dinamis adalah dunia yang tepat untuk membangun dan mengembangkan karir, karena tidak hanya pendapatan yang berkembang tapi juga menurutnya, diri dan kepribadian seseorang akan ikut berkembang. Dan menurutnya, untuk terjun ke dunia retail, passion dan pengalaman lebih diutamakan ketimbang jenjang pendidikan. “Memang pendidikan formal membantu, tapi di retail komitmen dan pengalaman kita berbicara lebih banyak dibanding teori di pendidikan formal,” jelas Dimas.

Dan menurut Dimas, sekarang ini Indonesia memiliki pasar yang sangat besar, di mana market retail terus bertumbuh di setiap lapisan. Bahkan bisa dilihat bahwa saat ini semakin banyak pemain asing yang masuk ke Indonesia untuk menikmati keuntungan dari potensi pasar Indonesia. “Kesempatan kita sebagai profesional yang berkarir di bidang ini adalah semakin besar untuk go International dengan bergabung dengan perusahaan – perusahaan yang berkelas international,” tandas Dimas.

Ihya Nasution

$
0
0

Ihya Nasution yang mengenyam pendidikan arsitektur dan sempat mengawali karirnya di dunia Arsitek dan Interior, memutuskan untuk mengambil resiko dengan memilih banting setir kerja di retail company, “but that’s all about passion, desire and curiosity,” kata pria yang akrab disapa Ihya ini. Dan saat ini, sudah lebih dari 12 tahun Ihya membidangi Retail Business dan mengaku sangat menikmati segala prosesnya.

Menurut Ihya, retail dari dulu selalu dianggap “as a Circle Ring of Life”, yang mengakomodir dari segala sisi kebutuhan hidup, men-support segala keperluan, menjembatani dari hasrat dan kepribadian, bahkan dalam satu titik, retail business menurutnya dapat mengubah karakter serta pola hidup keluarga serta masyarakat dalam ruang lingkup besar. Dengan dunia yang sangat dinamis serta dituntut untuk dapat melahirkan suatu hal dan nuansa yang baru, hal itu justru membuatnya sangat hobby untuk menekuni dunia Retail lebih dalam. “Hampir semua type of Retail Business sudah pernah saya tekuni, dari jenis Dept. Store, kemudian fokus ke Brand Management, setelah itu merambah ke International Brand dan menjadi Retail Consultant, serta saat ini fokus di Mall Management, merupakan satu bukti kecintaan saya terhadap dunia retail,” ujar Ihya yang saat ini bekerja di PT Agung Podomoro Land, Tbk.

 

Retail as a Circle Ring of Life

 

Menurutnya, karir yang baik adalah karir yang terbentuk dari Passion, Skill & Action. Karena menurutnya, dunia karir bukan lagi dunia hafalan atau teoritikal namun merupakan dunia yang akan mewujudkan impian kita. “So, apapun bidangnya, awali dengan menyukai bidang kerja anda, untuk dapat menuai sukses di esok hari,” imbuh Ihya.

Ihya menambahkan, bahwa bidang retail untuk 20 tahun ke depan masih sangat dibutuhkan. Karena keselarasan dan keseimbangan pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini mulai terasa bukan hanya di Pulau Jawa saja, namun sudah tersebar ke wilayah barat maupun wilayah timur Indonesia. Terlebih ditunjang juga dengan Demand and Establishment setiap kota yang mulai terkontradiksi dengan ekonomi kreatif. Dan kemampuan masyarakatnya yang bertumbuh, menimbulkan daya untuk dapat memajukan ekonomi dari segi retail business. Berkat kerja kerasnya selama ini, Ihya pernah dilantik menjadi Manager termuda di Perusahaan yang pernah ia bidangi. Bahkan ia pun pernah dipercaya untuk menjalankan usaha pertama di Indonesia.

Yenty Joman

$
0
0

Yenty Joman mengawali karirnya pada tahun 1992 sebagai seorang seketaris junior, sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Tapi sayang, wanita yang akrab disapa Yenty ini justru tidak menemukan passion-nya sebagai seorang seketaris. Ia pun mencoba hal baru dengan terjun pada bidang ekspor dan impor minyak kelapa sawit sebagai seorang asisten manajer. Yenty pun mengaku mulai menyukai tantangan barunya tersebut.

Bidang retail sendiri, baru digeluti Yenty ketika dipercaya sebagai Retail and Corporate Sales Marketing Promotion PT Erafone Artha Retailindo pada tahun 2007-2009. Kemudian ia memutuskan untuk pindah dan bergabung dengan PT Teletama Artha Mandiri (TAM) pada tahun 2009-2012. Baru pada tahun 2012, ia bergabung dengan perusahaan Research In Motion (RIM) Blackberry sebagai Retail Accreditation Manager, hingga saat ini.

 

Detail Behind Retail

 

“Kecintaan saya tumbuh, karena melihat dunia retail ini cukup dinamis dan menarik. Banyak hal yang bisa kita pelajari disini karena dalam retail bersifat mendetail. Semuanya harus terlihat sempurna, baik produk maupun pelayanan kepada rekan bisnis kita. Setiap perusahaan pasti sangat membutuhkan jaringan retail dalam menjalankan bisnisnya,” kata Yenty.

Sebagai seorang Retail Accreditation Manager, Yenty bertugas untuk memberikan kepuasan kepada para pelanggan dengan pelayanan yang maksimal serta menjaga dan menjalin kemitraan jangka panjang dengan Retailer. “Hal tersebut sangat perlu karena merupakan salah satu kunci sukses untuk kemajuan sebuah perusahaan,” ujarnya.

Menurutnya, keterampilan memimpin, berkomunikasi, tegas dan inovatif merupakan dasar keterampilan dan sifat yang harus dimiliki oleh seseorang yang berkecimpung di dunia retail. “Retail is very attractive dan sangat banyak memberikan kita kesempatan untuk belajar bagaimana cara menjalankan bisnis,” lanjut Yenty.

Dalam perjalanan karirnya, ia sempat dihadapkan pada situasi yang dirasa cukup memberatkannya dalam mengambil sebuah keputusan. Yakni ketika ia ingin melakukan hal yang lebih besar ditengah kondisi perusahaan yang tidak memungkinkan. Dengan menyesuaikan kondisi yang ada dan membuat manuver yang lebih konservatif, Yenty pun berhasil mengatasi situasi tersebut.

Didalam angan-angannya, Yenty memiliki sebuah obsesi dalam meniti karirnya. Dimana suatu hari nanti ia ingin menjadi seorang wanita karir yang sukses meskipun dengan modal latar pendidikan yang minim dan tidak relevan. “Bahwa pada dasarnya semua bisa dipelajari jika kita mau. Semangat dan mau bekerja keras akan mengalahkan segalanya. Yang penting memiliki passion karena dengan passion, kita akan merasa menikmati setiap apa yang kita kerjakan,” imbuh Yenty.

Yenty menambahkan bahwa, banyak sekali yang bisa dipelajari di dunia retail, mulai dari cara berkomunikasi, me-manage orang, melakukan inovasi, strategi sales dan marketing, business development, branding activation sebuah produk, dan lain-lain. Bidang retail yang dirasanya cukup dinamis, mengharuskan dirinya untuk menyesuaikan keadaan dan membuatnya terus belajar untuk menjadi lebih baik. “Rasanya tidak akan sebanyak yang bisa dipelajari di bidang lain. Saya merasa tidak salah berkecimpung di bidang ini,” ujarnya.

Menurut Yenty, setiap produk maupun jasa sangat membutuhkan jaringan retail, untuk itu ia sangat optimis bahwa retail channel akan memegang peranan sangat penting dan sudah harus menyesuaikan kondisi zaman serta teknologi yang akan datang. “Bidang ini saya yakinkan akan memegang peranan yang sangat penting kedepannya nanti,” kata wanita yang sukses membangun sebuah brand image menjadi distributor Blackberry terbesar dan yang diandalkan di Indonesia.

Yenty mengaku cukup senang dengan berkecimpung di bidang retail seperti apa yang dijalaninya saat ini. Bahkan ia merasa telah menemukan passion dalam meniti karirnya selama ini. Dalam perjalanan karirnya, ibu dua anak ini  selalu berusaha untuk terus belajar tanpa batas waktu dan umur sesuai dengan prinsip dalam hidupnya, yakni hidup ini akan berhenti jika kita sudah tidak ingin belajar apapun. “Bisa jika mau dan lakukan yang terbaik disetiap kesempatan,” jelas Yenty.

Di tengah-tengah kesibukannya, Yenty kerap memanfaatkan waktu luangnya untuk berkumpul bersama keluarga. Ia gemar mengajak anak-anaknya untuk mengunjungi tempat-tempat yang eksotis dan menarik yang belum pernah dikunjunginya. “Biasanya jika ada long weekend atau libur, saya selalu travelling bersama anak-anak. Ditengah kesibukan, saya harus tetap mementingkan keluarga yang telah men-support saya dalam berkarir,” ujarnya.

Muhammad Erlis

$
0
0

Setelah beberapa kali pindah kerja dengan durasi enam bulanan, akhirnya pria tamatan Fakultas Teknik Elektro Universitas Indonesia pada tahun 1994 ini, bergabung dengan PT Coca-Cola Bottling Indonesia (PT CCBI). Di sini, karir pria yang akrab disapa Erlis ini, dimulai dengan mengikuti program Management Trainee. Setelah menyelesaikan program tersebut selama setahun, ia kemudian ditempatkan sebagai Operations Engineer. Dari situ karirnya terus berkembang dengan menempati berbagai posisi hingga akhirnya ditugaskan sebagai Plant Manager pabrik Coca-Cola di Makassar dan Lampung. “Saya sangat bangga ketika berhasil melakukan turnaround saat memimpin pabrik PT CCBI di Makassar dulu. Pabrik yang tadinya dianggap terburuk dari sepuluh pabrik yang dimiliki PT CCBI berubah menjadi salah satu yang terbaik dan efisien. Pabrik yang tadinya hendak ditutup, ternyata bisa berkibar kembali,” kata Erlis.

Setelah kira-kira sebelas tahun lebih berkarir di Coca-Cola Bottling Indonesia, pada akhir tahun 2006 ia memutuskan keluar dan bergabung dengan PT Charoen Pokphand Jaya Farm (PT CPJF) sebagai General Manager Supply Chain and Logistics. Pada tahun 2008, ia memutuskan pindah ke PT Heinz ABC Indonesia, dari Plant Manager hingga akhirnya diangkat menjadi General Manager Manufacturing sampai sekarang.

 

Sukses Mengibarkan Kembali Pabrik yang Sekarat

 

Erlis mengatakan bahwa, para profesional yang berkecimpung di bidang manufakturing dituntut untuk terus berinovasi agar dapat beroperasi lebih efektif dan efisien untuk memenangkan persaingan bisnis. Di samping itu menurutnya, bidang profesi ini juga membutuhkan pengetahuan yang memadai terhadap praktek engineering, karenanya sangat dinamis dan menarik untuk digeluti.

Erlis menambahkan, bahwa bidang manufakturing terkait dengan dunia Fast Moving Consumer Goods yang sangat dinamis. Erlis berpesan kepada yang berminat untuk berkarir lebih jauh di bidang manufaktur ini, untuk terus menerus meningkatkan diri. “Pengembangan diri yang berkesinambungan sangat dibutuhkan,” tambah ayah satu anak ini.

Menurut Erlis, dunia manufakturing akan terus berkembang mengikuti pola hidup manusia. Bahkan dengan globalisasi kehidupan manusia, dunia ini akan semakin menarik. Menurutnya, akan terjadi pergeseran selera konsumen serta akan terjadi persaingan yang ketat dan terbuka dengan pemain-pemain dari negara lain.

Viewing all 138 articles
Browse latest View live


Latest Images